OPINI





KUNCI PINTU REZEKI



Suatu hari, terjadilah dialog antara saya dengan beliau di serambi sebuah hotel di Bandung. Saya ingat, beliau berpesan bahwa beliau senang ditanya. Kalau ditanya, maka akan dijelaskan panjang lebar. Tapi kalau kita diam, maka beliau pun akan “tidur”. Jadilah saya berpikir untuk selalu mengajaknya ngobrol. Bertanya apa saja yang bisa saya tanyakan.Sampai akhirnya saya bertanya secara asal, “Pak, Anda saat ini kan bisa dibilang sukses. Paling tidak, lebih sukses daripada orang lain. Lalu menurut Anda, apa yang menjadi rahasia kesuksesan Anda?” Tak dinyana beliau menjawab pertanyaan ini dengan serius. “Ada empat hal yang harus Anda perhatikan,” begitu beliau memulai penjelasannya.



KUNCI PERTAMA

“Pertama. Jangan lupakan orang tuamu, khususnya ibumu. Karena ibu adalah orang yang melahirkan kita ke muka bumi ini. Mulai dari mengandung 9 bulan lebih, itu sangat berat. Ibu melahirkan kita dengan susah payah, sakit sekali, nyawa taruhannya. Surga di bawah telapak kaki ibu. Ibu bagaikan pengeran katon (Tuhan yang kelihatan). Banyak orang sekarang yang salah. Para guru dan kyai dicium tangannya, sementara kepada ibunya tidak pernah. Para guru dan kyai dipuja dan dielukan, diberi sumbangan materi jutaan rupiah, dibuatkan rumah; namun ibunya sendiri di rumah dibiarkan atau diberi materi tapi sedikit sekali. Banyak orang yang memberangkatkan haji guru atau kyainya, padahal ibunya sendiri belum dihajikan. Itu terbalik.



Pesan Nabi : Ibumu, ibumu, ibumu… baru kemudian ayahmu dan gurumu. Ridho Allah tergantung pada ridho kedua orang tua. Kumpulkan seribu ulama untuk berdoa. Maka doa ibumu jauh lebih mustajabah.” Beliau mengambil napas sejenak. 



KUNCI KEDUA
“Kemudian yang kedua,” beliau melanjutkan.”Banyaklah memberi. Banyaklah bersedekah.
Allah berjanji membalas setiap uang yang kita keluarkan itu dengan berlipat ganda. Sedekah mampu mengalahkan angin. Sedekah bisa mengalahkan besi. Sedekah membersihkan harta dan hati kita. Sedekah melepaskan kita dari marabahaya. Allah mungkin membalas sedekah kita dengan rejeki yang banyak, kesehatan, terhindarkan kita dari bahaya, keluarga yang baik, ilmu, kesempatan, dan lain-lain. Jangan sepelekan bila ada pengemis datang meminta-minta kepadamu. Karena saat itulah sebenarnya Anda dibukakan pintu rejeki. Beri pengemis itu dengan pemberian yang baik dan sikap yang baik. Kalau punya uang kertas, lebih baik memberinya dengan uang kertas, bukan uang logam. Pilihkan lembar uang kertas yang masih bagus, bukan yang sudah lecek. Pegang dengan dua tangan, lalu ulurkan dengan sikap hormat kalau perlu sambil menunduk (menghormat) . Pengemis yang Anda beri dengan cara seperti itu, akan terketuk hatinya, ‘Belum pernah ada orang yang memberi dan menghargaiku seperti ini.’ Maka terucap atau tidak, dia akan mendoakan Anda dengan kelimpahan rejeki, kesehatan dan kebahagiaan. Banyak orang yang keliru dengan menolak pengemis yang mendatanginya, bahkan ada pula yang menghardiknya. Perbuatan itu sama saja dengan menutup pintu rejekinya sendiri.

Dalam kesempatan lain, ketika saya berjalan-jalan dengan beliau, beliau jelas mempraktekkan apa yang diucapkannya itu. Memberi pengemis dengan selembar uang ribuan yang masih bagus dan memberikannya dengan dua tangan sambil sedikit membungkuk hormat. Saya lihat pengemis itu memang berbinar dan betapa berterima kasihnya.

KUNCI KETIGA
“Allah berjanji memberikan rejeki kepada kita dari jalan yang tidak disangka-sangka, “ begitu beliau mengawali penjelasannya untuk rahasia ketiganya. “Tapi sedikit orang yang tahu, bagaimana caranya supaya itu cepat terjadi? Kebanyakan orang hanya menunggu. Padahal itu ada jalannya.”
“Benar di Al Quran ada satu ayat yang kira-kira artinya : Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya rejeki dari jalan/pintu yang tidak diduga-duga” , saya
menimpali (QS Ath Thalaq 2-3).
“Nah, ingin tahu caranya bagaimana agar kita mendapatkan rejeki yang tidak diduga-duga? ,” tanya beliau.
“Ya, bagaimana caranya?” jawab saya. Saya pikir cukup dengan bertaqwa, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, maka Allah akan mengirim rejeki itu datang untuk kita.
“Banyaklah menolong orang. Kalau ada orang yang butuh pertolongan, kalau ketemu orang yang kesulitan, langsung Anda bantu!” jawaban beliau ini membuat saya berpikir keras. “Saat seperti itulah, Anda menjadi rejeki yang tidak disangka-sangka bagi orang itu. Maka tentu balasannya adalah Allah akan memberikan kepadamu rejeki yang tidak disangka-sangka pula.”
“Walau pun itu orang kaya?” tanya saya.
“Ya, walau itu orang kaya, suatu saat dia pun butuh bantuan. Mungkin dompetnya hilang, mungkin ban mobilnya bocor, atau apa saja. Maka jika Anda temui itu dan Anda bisa menolongnya, segera bantulah.”
“Walau itu orang yang berpura-pura? Sekarang kan banyak orang jalan kaki, datang ke rumah kita, pura-pura minta sumbangan rumah ibadah, atau pura-pura belum makan, tapi ternyata cuma bohongan. Sumbangan yang katanya untuk rumah ibadah, sebenarnya dia makan sendiri,” saya bertanya lagi.
“Ya walau orang itu cuma berpura-pura seperti itu,” jawab beliau.
“Kalau Anda tanya, sebenarnya dia pun tidak suka melakukan kebohongan itu. Dia itu sudah frustasi karena tidak bisa bekerja atau tidak punya pekerjaan yang benar. Dia itu butuh makan, namun sudah buntu pikirannya. Akhirnya itulah yang bisa dia lakukan. Soal itu nanti, serahkan pada Allah. Allah yang menghakimi perbuatannya, dan Allah yang membalas niat dan pemberian Anda.”

KUNCI KEEMPAT
Wah, makin menarik, nih. Saya manggut-manggut. Sebenarnya saya tidak menyangka kalau pertanyaan asal-asalan saya tadi berbuah jawaban yang begitu serius dan panjang. Sekarang tinggal satu rahasia lagi, dari empat rahasia seperti yang dikatakan beliau sebelumnya.
“Yang keempat nih, Mas,” beliau memulai. “Jangan mempermainkan wanita”.
Hm… ini membuat saya berpikir keras. Apa maksudnya. Apakah kita membuat janji dengan teman wanita, lalu tidak kita tepati? Atau jangan biarkan wanita menunggu? Seperti di film-film saja.
“Maksudnya begini. Anda kan punya istri, atau suami. Itu adalah pasangan hidup Anda, baik di saat susah maupun senang. Ketika Anda pergi meninggalkan rumah untuk mencari nafkah, dia di rumah menunggu dan
berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Anda. Dia ikut besama Anda di kala Anda susah, penghasilan yang pas-pasan, makan dan pakaian seadanya,dia mendampingi Anda dan mendukung segala usaha Anda untuk berhasil.”
“Lalu?” saya tak sabar untuk tahu kelanjutan maksudnya.
“Banyak orang yang kemudian ketika sukses, uangnya banyak, punya jabatan, lalu menikah lagi. Atau mulai bermain wanita (atau bermain pria, bagi yang perempuan). Baik menikah lagi secara terang-terangan, apalagi diam-diam, itu menyakiti hati pasangan hidup Anda. Ingat, pasangan hidup yang dulu mendampingi Anda di kala susah, mendukung dan berdoa untuk kesuksesan Anda. Namun ketika Anda mendapatkan sukses itu,
Anda meninggalkannya. Atau Anda menduakannya. ” Oh… pelajaran monogami nih, pikir saya dalam hati.
“Banyak orang yang lupa hal itu. Begitu sudah jadi orang besar, uangnya banyak, lalu cari istri lagi. Menikah lagi. Rumah tangganya jadi kacau. Ketika merasa ditinggalkan, pasangan hidupnya menjadi tidak rela. Akhirnya uangnya habis untuk biaya sana-sini. Banyak orang yang jatuh karena hal seperti ini. Dia lupa bahwa pasangan hidupnya itu sebenarnya ikut punya andil dalam kesuksesan dirinya,” beliau melanjutkan.

Perbincangan ini ditutup ketika kemudian ada tamu yang datang….
smoga bermanfaat,.. 




CARA BIKIN KITA BAHAGIA DUNIA AKHIRAT

Bersama Tiga Sahabat



Adalah “ tiga sahabat “ yang selalu mendampingi kita dalamhidup ini, dan sering kita beda – bedakan dalam kenyataan hidup ini.



Siapakah mereka ???



Siapakah dia ???



Sahabat pertama yaitu sahabat yang kita idam – idamkan, sangat kita impikan, sangat kita jaga karena takut kehilangan, sangat kita sayang, sering kita memuji keadaan nya yang indah dan cantik. Bahkan karena sahabat yang pertama ini kita sering lupa diri dan melupakan sahabat – sahabat yang lain nya. Kepada sahabat yang pertama ini kita sangat setia.


Siapakah dia ???

Sahabat kedua yaitu sahabat tempat kita curhat segala isi hati, sahabat kedua ini sering mendoakan kita, mendambakan kita, mengharapkan kehadiran kita, sangat menyayangi kita dan sangat setia sampaikapan pun dan dimana pun. Sahabat kedua ini rela berkorban untuk kita dengan segala kemampuan nya. Kita sangat saying dengan sahabat kedua ini. Akan tetapi kita sering melupakannya ketika kita sedang dekat dengan sahabat pertama.

Siapakah dia ???

Sahabat ketiga yaitu sahabat yang sebenarnya sangat kita kenal, tapi kita sering bersikap acuh tak acuh. Bahkan jelas – jelas kita sering melupakan nya dan menjauhi nya. Kesetiaan, perhatian dan kedekatan kita pada sahabat ini sangat kurang, padahal seandai nya kita tahu sahabat ketiga ini tanpa dimintapun dia selalu setia akanmendampingi kita pergi dan bahkan mampu menyelamatkan kita disaat kita mengalami kesusahan/kesesatan.

Suatu hari datanglah ke rumah kita seorang tamu yang tak diundang menjemput/mengajak kita pegi. Ajakan tamu itu sering menakutkan kita. Padahal ajakan nya itu merupakan sebagian dari hak yang harus kita dapatkan dan kita jalani dalam hidup ini. Karena takut kehilangan dan takut jauh dengan ketiga sahabat di atas, kita mencoba untuk mengajak mereka semua agar mau menemani kita ketika pergi dengan tamu itu.

Namun !!!

Sahabat pertama, sahabat yang kita sayangi, bahkan saying kita kepada sahabat inibisa mengalahkan saying kita kepada sahabat – sahabat yang lain ( sahabat kedua dan ketiga ). Saat kita akan pergi bersama tamu tadi, sahabat ini tidak bisa menghantarkan kita, dia hanya diam membisu. Inikah balasan yang diberikan dari sahabat pertama kepada kita yang sangat menyayangi nya ???

Sahabat ini tidak bisa kita ajak, tidak bisa kita bawa, tidak bisa menemani kita dan kata terakhir nya hanya….. daaaaaaaaghhh…. Selamat jalan !!!

Sahabat kedua, sahabat ini saat kita ajak untuk ikut dengantamu tadi, dia lebih baik dari sahabat yang pertama, dan dia bisa mengantarkan kita, namun dia tidak bisa seterusnya pergi dengan kita,karena sahabat kedua ini masih punya tugas dan kewajiban yang lain, dan dia hanya bisa menitikkan air mata dan mendoakan kita ketika pergi dengan tamu tadi, harapan nya semoga kita bahagia disana.

Sahabat ketiga, sahabat yang pernah kita lupakan dan kita jauhi, tetapi disaat kita ajak untukikut dengan tamu tadi, dia mau mendampingi kita tanpa pamrih, sebenarnya sahabat ketiga ini tanpa kita minta pun dia sudah siap untuk pergi dengan kita kemanapun.

Oh ??? setelah tahu kita sangat menyesali nya kenapa kita menjauhi dan menyia – nyiakan sahabt ketiga ini. Dan siapakah dia ini ???

Saudara ku inilah nama sebenarnya  dari ketiga sahabat kita itu :

Sahabat pertama adalah
Harta Dunia

Sahabat kedua
Keluarga

Sahabat ketiga
Amal Ibadah

Pandai – pandailah kita bersikap kepada semua sahabat agar mereka selalu bisa bersama kita sampai kapan pun dan kemana pun

Sikap kita ???

Sahabat pertama mamfaatkan di jalan Allah SWT sebagai amal jariah karena harta dunia yang benar benaar milik kita dalah harta yang sudah kita amalkan di jalan Allah SWT. Biar bergelimang harta di dunia tetapi kurang diamalkan harta itu, apalah artinya ??. ingat kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan dunia dan akhirat ( Ingat doa sapu jagad kan ??? )

Sahabat kedua, ajarkanlah kepada sahabat kedua ini segala kebaikan agar semuanya menjadi keluarga yang soleh penuh rahmat dan lindungan Allah SWT.

Sahabat ketiga, banyak – banyak lah amal ibadah selama kita hidup di dunia untuk bekal kelak di akhirat.

Amal ibadah yang pahala nya terus mengalir ke dalam kubur :
Ilmu yang bermamfaat
Do’a anak saleh
Amal jariah

Semoga semua ini bisa menjadi renungan untuk meningkatkan amal ibadah kita…. Amiiin.
 
MUTU DAN RELEVANSI PENDIDIKAN
Oleh: Julianto, S.Pd. *)


Kita semua tahu pasti, bahwa sistem pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga kerja yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Persyaratan bermutu dan sesuai ( relevan ) masih menjadi masalah yang sangat sulit dipecahkan karena setiap saat kebutuhan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman terutama dalam hal pengetahuan dan tekhnologi. Bahkan sangat sulit diproyeksikan tentang kebutuhan masyarakat dimasa yang akan datang, karena hal tersebut selalu berkembang dan tidak pernah berhenti. Oleh karena itu belum ada suatu metode yang tepat untuk menentukan jumlah dan kualitas tenaga kerja yang akan dibutuhkan untuk masa mendatang.
Pastinya perubahan dan ketidakpastian mengakibatkan sulit pula merencanakan sistem pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga kerja yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dari masa ke masa.
Pemerintah berusaha untuk dapat menciptakan pendidikan yang bermutu dan relevan melalui penyesuaian dan atau perubahan kurikulum yang tidak pernah henti-hentinya termasuk pembenahan alat uji terhadap proses pendidikan yang telah dimulai semenjak pasca kemerdekaan yaitu masa Ujian Negara (1945 – 1969 ), kelebihannya adalah kontrol pusat membuat standar kelulusan sangat tinggi, yang lulus hanya yang benar – benar bermutu secara akademis, tidak harus ada seleksi ke jenjang yang lebih tinggi; kelemahannya adalah tingkat kelulusan sangat rendah sehingga menuai banyak kritik dianggap sangat tidak demokratis. Masa Ujian sekolah ( 1970 -1982 ), sekolah aktif dalam melaksanakan penilaian, dianggap lebih demokratis; kelemahannya, mutu lulusan sangat rendah, perlu seleksi untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak ada batasan atau standar kelulusan, fungsi kendali mutu yang sangat lemah, mark up nilai, adanya pemalsuan ijazah. Masa Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional yang popular dengan EBTANAS ( 1983 – 2002 ) kelebihnnya, dianggap lebih demokratis, sekolah terlibat cukup aktif dalam melakukan penilaian; kelemahannya, mutu lulusan rendah, seleksi Nilai Evaluasi Murni ( NEM ) untuk jenjang pendidikan lebih tinggi, tidak ada batasan standar kelulusan, fungsi kendali mutu rendah, mark up nilai. Masa Ujian Akhir Nasional atau UAN ( 2003 – 2004 ), kelebihannya adalah kendali mutu kuat, semua stakeholder telibat penuh dalam pendidikan, memacu guru, siswa dan kepsek untuk bekerja lebih giat, mutu lulusan terjamin; kelemahannya adalah, dinilai elitis, mengebiri hak pedagogi guru, perlu tes untuk ke jenjang berikutnya. Masa Ujian Nasional ( 2005 hingga sekarang ), kelebihannya, kendali mutu kuat, dianggap lebih demokratis, sekolah terlibat cukup aktif dalam melakukan penilaian; kelemahannya adalah perlu tes ke jenjang yang lebih tinggi, mutu lulusan rendah.


Dari sejumlah alat uji yang pernah diterapkan dalam sistem pendidikan di Republik ini secara rata-rata belum bisa menjawab tantangan kebutuhan lapangan pekerjaan yang membutuhkan lulusan yang lebih bagus, bermutu dan relevan. Terbukti dengan lemahnya posisi tawar putra dan putri Republik ini baik lokal maupun global, hal ini dapat kita simak bahwa lulusan pendidikan kita kalah bersaing di negeri kita sendiri apalagi di luar negeri sana. Dalam negeri posisi – posisi strategis didomonasi oleh pekerja asing apalagi diluar negeri sedikit sekali yang dapat berbicara di posisi strategis, kebanyakan lulusan kita hanya mampu sebagai pejuang devisa dengan hanya mengisi posisi pembantu rumah tangga, cleaning service, bahkan hanya laku sebagai pekerja seks.
Andaikata pendidikan kita diperhatikan dengan sungguh – sungguh semenjak berdirinya republik ini kita tidak akan jauh tertinggal bila dibanding dengan negara – negara yang seusia dan bahkan lebih muda dibanding dengan negara kita dalam sejarah perjalanan penyelenggaraan negara.
Berhasil tidak nya pendidikan kita adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat dan pemerintah, kesungguhan kita dalam menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sesuai dengan standar–standar dan rambu yang ditetapkan tentunya dapat menciptakan lulusan yang mampu untuk berkompetisi di lapangan kerja kelak ketika mereka telah selesai menjalani pendidikan, peran serta lingkungan dan masyarakat dapat menjamin relevansi pendidikan dengan lingkungannya, swasta misalnya hendaknya lebih intensif menjalin kerjasama dengan dunia pendidikan dengan melibatkan peserta didik pada suatu penelitian ( research ) dengan mengedepankan prinsip mutualisme dalam arti kata lembaga pendidikan meneliti, swasta memproduksi sekaligus memasarkan.
Lebih jauh lagi dengan prinsip sinergisitas, lulusan sebuah lembaga pendidkan dapat bekerja sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya di lapangan pekerjaan yang tersedia di masyarakat karena adanya relevansi yang memungkinkan mereka untuk terlibat di sebuah pekerjaan yang menjalin kerjasama semenjak mereka belajar, swasta tidak perlu susah-susah mencari tenaga kerja kemana-mana lagi.
Mutu dan relevansi harus sejalan, bila mutu lulusan bagus secara kognitif tanpa didukung oleh relevansi dengan dunia usaha atau lapangan kerja pada umumnya, sama saja bila lulusan diterima bekerja harus memulai belajar dari awal karena apa yang dikuasainya selama belajar tidak terpakai di tempat bekerja, hal ini lah yang banyak kita jumpai dilapangan dimana seorang karyawan ataupun pegawai harus beradaptasi dan bahkan belajar terlebih dahulu di tempat mereka bekerja. Persoalan inilah yang sampai saat ini belum bisa terjawab secara optimal, kurikulumkah yang belum sempurna? Atau hubungan dunia pendidikan yang kurang intens dengan lapangan kerja yang ada. Kalau sudah begini siapa yang harus membenahinya. Sudah tentu adalah kita semua.
*) Guru SMAN 6 Muaro Jambi


RESTRUKTURISASI DAN REPOSISI PENDIDIKAN
Oleh : Julianto, S.Pd. *)

Dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang mewarnai hidup dan kehidupan kita di bumi pertiwi ini menempatkan pendidikan sebagai sisi yang paling bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi. Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, keributan di lembaga DPR, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif, pilkada yang selalu bermasalah dan sebagainya menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Berbagai alternatif penyelesaian diajukan seperti peraturan, undang-undang, peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat. Tetap saja belum mampu menjawab persolan mendasar yang menjadikan kita serba tidak menentu yang mengakibatkan ketidakpastian kondisi sosial yang saling berbenturan mulai dari ranah bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Segala apa yang terjadi di atas menuntut pendidikan lah yang paling bertanggung jawab, hal ini dapat kita ketahui dari berbagai sumber seperti media masa, dialog interaktif, seminar, pidato-pidato, ceramah keagamaan, sarasehan bahkan dialog ringan di warung kopi dan sebagainya. Pada setiap kesempatan tersebut Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif karena pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa. Memang diakui bahwa hasil dari pendidikan akan terlihat dampaknya dalam waktu yang tidak segera, tetapi memiliki daya tahan dan dampak yang kuat di masyarakat. Memang pertanggungjawaban tersebut tidak semuanya secara lansung diarahkan ke dunia pendidikan, diskusi-diskusi ringan tersebut menempatkan pendidikan sebagai tempat yang pantas untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dewasa ini. Bila demikian, melihat sejarah perjalanan pendidikan yang ada di Republik ini yang sudah berlansung mulai dari sebelum dan pasca kemerdekaan maka secara tidak lansung pendidikan sebagai sasaran yang dimintai pertanggungjawaban.
Pendidikan dianggap gagal dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki karakter yang mengakar kepada budaya bangsa yang mengedepankan nilai-nilai luhur dan norma-norma sosial. Melihat fenomena kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara telah mengalami distorsi dari kehidupan sosial kita. Pendidikan dasar dan menengah sebagai penyelenggara pendidikan dasar dibicarakan agar segera berbenah diri.
Dalam konteks tersebut guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum yang notabene dianggap sebagai jantungnya pendidikan ( Curriculum is the heart of education ) ketiban menanggung cercaan kegagalan penyelenggaraan pendidikan. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran dianggap belum mencerminkan idealnya sebuah pendidikan. Belum lagi kemampuan pedagogik guru yang dianggap tidak memenuhi standar yang memadai yang mengakibatkan terjadinya disparitas antara satu daerah dengan daerah yang lain, antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Cara seorang guru mengajar pada setiap kesempatan selalu dibicarakan dan dikomentari oleh banyak pihak dan menjadi topik menarik yang pada satu sisi menyalahkan seorang guru.
Disisi lain guru berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan antara lain adalah, pertama bahwa kami adalah sebuah produk pendidikan juga yang setiap saat harus mampu beradaptasi dengan kebijakan-kebijakan yang selalu berubah dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Aneh nya kebijakan –kebijakan yang muncul secara mendasar tidak ada perubahan yang signifikan, hanya perubahan cashing namun cukup menyita banyak waktu seorang guru sehingga waktu yang seharusnya digunakan untuk hal yang prinsip seperti; waktu untuk membaca buku, waktu untuk mempelajari ICT, waktu untuk meningkatkan kompetensi pedagogis tersita hanya untuk memenuhi tuntutan administrasi seorang guru yang harus sesuai dengan perkembangan kebijakan. Kedua keterlibatan dunia perguruan tinggi dalam menghasilkan tenaga pengajar (guru) perlu juga dimintai pertanggungjawaban, perguruan tinggi negeri maupun swasta sebagai pabrik guru, apakah sudah menyelenggarakan pendidikan yang mengarah pada mutu dan relevansi yang sesuai dengan tuntutan pendidikan dasar dan menengah?, kemandirian dunia perguruan tinggi dianggap sebagai salah satu sebab rendahnya mutu lulusan, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya jalur masuk perguruan tinggi terutama perguruan tinggi negeri, satu perguruan tinggi minimal punya empat atau lebih jalur masuk bagi siswa lulusan SMTA, gagal jalur tes SMPTN, disediakan jalur khusus, gagal jalur khusus barangkali ada jalur super khusus. Jalur selain SMPTN inilah yang melemahkan daya saing mutu lulusan. Disamping itu munculnya sistim layanan yang eksklusif, yang dikenal dengan sebutan semester pendek, semester panjang saja belum optimal apalagi semester pendek. Terkadang sangat ironis dengan situasi di lapangan, kalangan akademisi perguruan tinggi pada berbagai kesempatan baik itu dialog, diskusi atau melalui seminar memberikan komentar yang mengatakan bahwa banyak guru yang belum kualifaied. Sebenarnya secara tidak lansung pernyataan itu telah menikam diri sendiri, kalau belum siap kenapa dilaunching dengan tergesa-gesa. Seperti nya ketidaksiapan seorang calon guru ada benarnya, setiap kesempatan seorang atau beberapa orang mahasiswa PPL di salah satu sekolah, selalu dihadapkan kepada sebuah masalah yang sangat mendasar yaitu kurikulum yang di atas disebut sebagai jantung nya pendidikan, tidak ada hal baru dan menarik yang dibawa oleh calon Guru ( mahasiswa PPL) terhadap sekolah dimana tempat mereka praktek. Yang ada dosen pembimbing menyerahkan kepada guru pamong untuk membimbing calon guru tersebut, bimbingan yang diberikan terhadap calon guru tersebut adalah sebagian hal yang dikomentari oleh kalangan akademisi perguruan tinggi yang dianggap belum pas dan sebagai sebab gagalnya dunia pendidikan. Bahan bimbingan yang diberikan adalah buah hasil seorang guru pamong selama menuntut ilmu di perguruan tinggi dan dari pelatihan yang diakomodir dari kalangan akademisi perguruan tinggi seperti Diklat sertifikasi dan lain sebagainya. Ketiga, pendidikan sudah terlalu jauh dibawa ke ranah politik, sehingga penyelenggaraan pendidikan menjadi bias. Kebijakan politik sangat berpengaruh terhadap kebijakan sebuah lembaga pendidikan dasar dan menegah. Al hasil mutu lulusan lemah, daya saing kurang, kuantitas lulusan diutamakan, kualitas sabar dulu.
Pendidikan pada dasar nya adalah tanggung jawab kita bersama, antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, duduk bersama antara pemangku kepentingan dipandang perlu untuk restrukturisasi dan reposisi pendidikan pada tempat yang semestinya sebelum terlalu jauh berlayar ke arah gelombang samudera anggaran yang tidak menentu, angin kepentingan yang berhembus kuat, cuaca kebijakan yang senantiasa tidak menentu, belum lagi perompak–perompak Somalia yang selalu mengendus dibalik kebijakan, putra bangsa yang menjadi korban.

                                                                                                                *) guru SMA N 6 Muaro Jambi




SEKEJAP BERBAHASA INGGRIS
Oleh : Julianto, S.Pd. *)


Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama yang diajarkan di Indonesia, dirasakan sangat penting, tidak diragukan lagi sehingga pada pendidikan tingkat menengah dan tingkat atas Bahasa Inggris tercantum dalam kurikulum pendidikan dan bahkan pada tingkat pendidikan dasar pun sudah mulai dikembangkan walaupun masih diposisikan pada muatan lokal (MULOK).
Walaupun sudah dipelajari mulai semasa Ujian Negara, Ujian Akhir, EBTANAS, UNAS, dan UN, namun masih saja sebagian besar peserta didik merasakan sulit dalam mempelajari bidang studi yang satu ini. Penulis seringkali ditanyai oleh banyak kalangan, baik itu pelajar, mahasiswa maupun karyawan swasta dan pegawai pemerintah dengan pertanyaan yang sama yaitu; “Bagaimana cara biar cepat bisa bahasa inggris ?”. Dengan sedikit bergurau, penulis menjawab, “ Pergilah ke Inggris!”. Sekalipun jawaban ini tidak serius tapi dibalik itu ada suatu pembenaran yang dapat diterima, sebab dalam mempelajari sebuah bahasa agar mudah memahami dan mengerti adalah terlibat lansung dengan cara masuk ke dalam lingkungan penutur asli ( Native Speaker ) bahasa yang dimaksud. Seperti halnya penulis selama lebih kurang dua belas tahun yang lalu, ketika tahun pertama berada dilingkungan tersebut tidaklah mengerti dengan bahasa yang dituturkan masyarakat asli Jambi yang ada di sana ketika ditugaskan di SMA NEGERI 6 MUARO JAMBI ( Dulu, SMA negeri 1 Maro sebo , kab. Batang hari ), penulis banyak tidak mengerti dengan bahasa yang diucapkan oleh siswa dan penduduk setempat, seperti halnya ungkapan; Tik’e ( tidak ada), Klagi ( nanti ), makan lum ( belum makan), nyok (tidak), ngengat ( sebentar ) dan sebagainya. Karena setiap hari mendengar, mendengar dan mendengar lama-lama pada tahun kedua mengerti dengan sendirinya dan bahkan bisa menuturkan sekalipun agak kedengaran lucu dengan dialek dan intonsi yang berbeda. Sama hal nya juga dengan bahasa inggris, di Bali anak-anak dan masyarakat awam ( yang tidak mengenyam pendidikan resmi ) mampu berkomunikasi dalam bahasa inggris meskipun secara tata bahasa ( Syntaxtically ) tidak benar namun secara makna ( semantically ) dapat dimengerti dan ini dapat diterima, bukankah fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan selama ide atau pesan yang disampaikan oleh penutur dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar yang berarti proses komunikasi sudah berlansung. Mereka bisa berkomunikasi bahasa inggris karena di Bali seperti kita ketahui, sangat banyak wisatawan mancanegara yang semuanya menggunakan Bahasa Inggris sehingga kalau ingin berinteraksi dengan mereka harus ada satu bahasa yang digunakan lingkungan yang dominan dan ada pula lingkungan yang mengalah, untuk mengikuti bahasa lingkungan yang dominan tersebut.
Satu lagi contoh menarik, di kota Sungai Penuh bahasa pasar yang digunakan adalah bahasa Padang ( Sumatera barat ), kalau di perhatikan kosa kata ( Vocabulary ) antara bahasa Padang dengan Sungai Penuh dan Kerinci yang tidak lah sama dan beraneka ragam, yang di kerinci lain desa lain pula bahasa yang digunakan namun bahasa pemersatu yang digunakan di pasar adalah bahasa padang karena komunitas pedagang di sana mayoritas adalah orang Padang.
Beberapa ilustrasi di atas menggambarkan bahwa mempelajari sebuah bahasa dapat dilakukan dengan mudah ketika berada pada lingkungan penutur asli ( NATIVE SPEAKER COMMUNITY). Sebab proses belajar yang sangat mudah adalah dengan konsep mendengar, mendengar, dan mendengar lalu mencoba untuk menuturkan.
Alangkah sulitnya andaikata kita harus ke Inggris untuk sekian waktu tertentu atau ke Bali dalam waktu yang cukup lama, sepertinya hal itu sulit untuk dilaksanakn.
Tapi ada satu solusi yang penulis coba tawarkan untuk dilaksanakan di lembaga pendidikan sekolah adalah dengan cara menciptakan lingkungan berbahasa inggris yang kita namai “SEKEJAP BERBAHASA INGGRIS” ( A minutes in English) yakni dengan menetapkan bahwa seluruh guru mata pelajaran ataupun guru kelas pada saat mengawali pelajaran atau membuka kelas ( memulai pelajaran ) dengan salam dan tegur sapa, bertanya pada siswa pada tahap explorasi di awal pelajaran dengan menggunakan pertanyaan dan pernyataan dalam Bahasa Inggris. Hal ini mudah dilakukan, dengan alasan, Setiap guru yang ada di sekolah adalah individu berpendidikan dengan latar belakang pernah belajar Bahasa Inggris baik ketika di SMA/SPG maupun ketika menjadi mahasiswa jadi dapat dengan mudah memahami Bahasa Inggris yang disarankan oleh guru Bahasa Inggris yang ada di sekolah setempat, kedua guru adalah praktisi pendidikan yang berwawasan luas. Untuk hal ini sekalipun untuk tahap awal Bahasa Inggris yang digunakan adalah bahasa munyuk ( tidak benar secara Syntax ) namun akan meancing gairah untuk berbicara Bahasa Inggris.
Di sekolah-sekolah umum dan daerah ini akan menemui berbagai kendala, dipastikan ada yang setuju dan ada pula yang tidak setuju bahkan tantangan besar bagi kepala sekolah yang menerapkan hal ini sebab akan berhadapan dengan beerapa guru yang mungkin berpendapat tidak perlu diterapkan dan bahkan bisa-bisa menerima ejekan dan cibiran. Namun ada satu hal yang kita ingat bahwa Negara tidak melarang dan tidak pula mengharamkan bila ini kita terapkan, kalau bukan oleh kita, siapa lagi, kalau tidak sekarang, kapan lagi. Apakah kita harus menunggu ditunjuk sebagai sekolah RSBI atau SBI, baru kita boleh berbahasa Inggris
Ada sebuah provinsi di Indonesia yang sudah menerapkan hal ini yaitu Nusa Tenggara Timur yang berhasil menyelenggarakan pembelajaran dengan cara seperti ini, pada awalnya mengalami kesulitan dan tantangan bahkan ejekan yang luar biasa, namun setelah dilalui beberapa lama akhirnya tantangan dan kesulitan tersebut dapat dilalui.
Bila cara ini diterapkan setiap guru yang terlibat akan menikmati pembelajaran bahasa inggris selama proses belajar mengajar di kelas, bahkan untungnya lagi,mereka(Guru)bisa mengajarkan pula kepada anak-anak mereka sendiri ketika mereka berada di rumah (Bukankah anak mereka juga peserta didik di sebuah sekolah?).Dua manfaat yang dapat dirasakan,Guru bisa Bahasa Inggris dengan siswa/murid di sekolah dan bisa pula menularkan kepada anak mereka sendiri di rumah.(Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlewati).
Ungkapan-ungkapan yang lazim digunakan ketika mengawali pelajaran misalnya : “Ketika kelas akan dimulai oleh ketua kelas memberi komando”Attention (semua siap),Let’s pray together (Berdo’a mulai),Finish(selesai),Greet to the teacher(Beri salam),kemudian guru,mulai dengan bahasa inggris ,Good morning(Selamat pagi),How are you class (Apa kabar semua),What was our last lesson(Apa pelajaran terakhir kita),What is meant by migrasi(Apa yang dimaksud dengan migrasi),What do you know about……?(Apa yang kamu ketahui tentang….?),dan lain sebagainya.
Dengan melakukan program ini,kendala-kendala dalam mempelajari Bahasa Inggris akan teratasi,baik dari segi motivasi belajar siswa/I,maupun kemampuan belajar siswa/I baik lisan maupun tulisan akan dengan mudah terpecahkan.

                                                                                            *) Guru Bahasa Inggris SMA N 6 Muaro Jambi


PEMUDA : DULU DAN SEKARANG
Oleh : Julianto, S.Pd.*)

Pemuda tidak dapat dilupakan dari sejarah kehidupan suatu bangsa. Begitu pula dengan pemuda yang ada di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dengan berbagai perkembangan seiring dengan sejarah bangsa Indonesia. Sebelum kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai saat ini berbagai moment penting di Republik ini dimana pemuda selalu menempatkan keberadaannya pada posisi vital dalam menentukan nasib Republik ini. Mulai dari sebelum kemerdekaan, pemuda dengan gagasan dan semangat yang dimiliki menggagas hari kebangkitan nasional pada tahun 1908 yang dimotori oleh Dr. Soetomo mengilhami perjuangan bangsa ini secara serentak dari sabang sampai merauke untuk bersatu melakukan perlawanan terhadap penjajahan secara terus menerus berjuang dengan tujuan agar terbebaskan dari belenggu kolonialisme, moment ini mengilhami daerah yang belum berjuang untuk bangkit memperjuangkan sebuah kebebasan yang hakiki. Hal ini semata – mata dilakukan agar seluruh rakyat Indonesia sadar bahwa sesungguhnya mereka sedang menjalani hidup dan kehidupan di tanah air sendiri, namun karena adanya penjajahan pada saat itu rasa aman, kesejahteraan, dan kemakmuran tidak dapat dirasakan oleh rakyat Indonesia.
Kemudian puncak dari kegiatan pemuda yang terukir dalam sejarah perjuangan dan pembentukan bangsa Indonesia terjadi pada tahun 1928 dimana pemuda dari seluruh wilayah Indonesia yang tergabung dalam Jong Java, Jong Sumatra, dan Jong Celebes berkumpul mengikrarkan sumpah yang dikenal dengan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Momen ini semakin memperkokoh perjuangan bangsa Indonesia menjadi satu perjuangan yang dimiliki oleh sebuah bangsa secara bersamaan bersatu dalam satu tekad dan tujuan yang mengarah pada suatu kemerdekaan yang hakiki. Sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945 bahwa kemerdekaan itu dalah hak seluruh bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan
Pergerakan yang dilakukan yang dilakukan oleh pemuda pada saat itu agar supaya rakyat Indonesia terbebaskan dari tekanan penjajah yang merampas seluruh yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sehingga kesejahteraan dan kemakmuran tidak dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia. Dengan satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air menjadi sebuah kekuatan yang besar untuk mencapai kemerdekaan yang melahirkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945 alinea kedua:” dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesi yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Jasa perjuangan dan pergerakan pemuda Indonesia adalah satu bukti bahwa pemuda berjuang dengan memainkan perannya semata-mata hanya untuk kepentingan bersama rakyat Indonesia dengan mengesampingkan kepentingan pribadi tanpa mengharapkan apapun demi Republik ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, pemuda saat ini keberadaan nya juga mengisi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hanya saja subsatansi pergerakan dan perjuangan pemuda saat ini masih dipertanyakan apakah murni untuk kepentingan rakyat Indonesia atau sebaliknya hanya untuk kepentingan kelompok atau golongan. Sepak terjang pemuda saat ini dipengaruhi oleh kepentingan sepihak yang belum mengangakat idealism untuk semata-mata demi rakyat Indonesia. Terkadang keberadaan pemuda dimamfaatkan oleh segelintir kelompok atau golongan, anehnya pemuda tidak memahami dan menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang dimamfaatkan.
Tercetusnya reformasi merupakan bagian penting dari perjuangan pemuda Indonesia, namun sangat disayangkan bila perjuangan ini dimamfaatkan oleh kepentingan-kepentingan yang menghambat peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, pun demikian hal nya bergulirnya otonomi daerah memberikan peluang kepada pemuda untuk ikut serta dalam menentukan kebijakan-kebijakan di daerah. Tujuan otonomi daerah agar meningkatnya kesejahteraan masyarakat belum bisa terlaksana sesuai dengan konsep otoda tersebut. Pemuda disini sangat ironi sekali dalam memperjuangkan sebuah kesejahteraaan untuk masyarakat, sepertinya kepentingan pribadi adalah segala-galanya, sementara kepentingan bersama atau kepentingan masyarakat nanti dulu, itu lah yang terjadi saat ini. Seuai dengan pernyataan bapak Jusuf Kalla ketika beliau masih menjabat sebagai wakil presiden di sebuah acara kepemudaan 28 Oktober 2007, beliau menegaskan bahwa pemuda Indonesia sekarang banyak minta dari pada berbuat, perjuangan pemuda tidak murni lagi untuk kepentingan kesejahteraan rakyat.
Terkait dengan kemerdekaan, apakah saat ini kita betul-betul sudah merdeka? Jawaban nya bisa kita lihat pada kondisi masyarakat kita saat ini, sesuai atau tidak dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945, sudah makmurkah seluruh rakyat kita, sepertinya belum! Maka pemuda – pemuda Indonesia sebaiknya kembali ke khitahnya yang memiliki idealisme untuk memperjuangkan kemakmuran Rakyat Indonesia seperti tokoh-tokoh pemuda sebelum dan pasca kemerdekaan Republik Indonesia.


                                                                                                        *) Guru SMA N 6 Muaro Jambi

PATRIOTISME SEORANG GURU
Oleh : Julianto, S.Pd.*)

Patriotisme adalah semangat cinta tanah air, sikap seseorang yang sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya. Pengertian patriotisme mengandung arti yang dekat dengan nasionalisme. ( Aim Abdulkarim, Drs, M.Pd : 74 ). Tujuan dan fungsi partiotisme adalah memberikan kesadaran dan semangat cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Seorang patriot adalah seorang pecinta dan pembela tanah air, seorang pejuang sejati, pembela bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan prilaku cinta tanah air, seorang patriot, bersedia mengorbankan segala-galanya bahkan jiwanya demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran rakyat dan bangsa.
Tentang sikap patriotic ini, John F, Kennedy ( mantan presiden AS ) menyatakan “Jangan tanyakan apa yang dapat diberikan Negara kepada anda tapi tanyakan apa yang anda berikan pada Negara”. Peran patriotism ini sangat menentukan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, yang muara akhirnya adalah untuk mencapai kemakmuran rakyat.
Pada Zaman kemerdekaan ini patriotic dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam penyelenggaraan Negara, penyelenggaraan pemerintahan daerah, penyelenggaraan pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Untuk menjadi pribadi yang patriotic saat ini ada individu yang mampu dan banyak pula yang tidak mampu, banyaknya jumlah yang tidak mampu akan berpengaruh terhadap pembangunan masyarakat Indonesia yang seutuhnya. Segala aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan selalu bermuara pada pamrih bukan keiklasan yang hakiki, setiap pekerjaan yang dilakukan oleh individu selalu menempatkan pribadi di atas kepentingan orang banyak terkait dengan dunia pendidikan. Guru dikondisikan untuk mampu menempatkan dirinya sebagai pribadi yang patriotik. Segala apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh seorang guru selain merupakan kewajiban, hal tersebut juga merupakan pengabdian untuk kepentingan pendidikan dan Negara tanpa mengharapkan imbal balik dari apa yang pernah dilakukan
Dalam sejarah pekembangan pendidikan di Indonesia pasca kemerdekaan sedikit demi sedikit jumlah sumber daya manusia mulai dari lulusan SD,SMP,SLTA,dan S1 bahkan S2 dan S3 secara kuantitas selalu bertambah sampai sekarang. Kemudian kualitas dari lulusan setiap jenjang pendidikan ditingkatkan juga tidak lepas dari peran para guru. Ini merupakan karya nyata para guru yang tidak dapat dipungkiri sekalipun belum sesuai seperti apa yang diharapkan, namun guru sudah berupaya semaksimal dan seoptimal mungkin dengan segala daya dan upaya yang ada, masih saja nasib guru jauh dari pada yang diimpikan kalau boleh pernyaaan John F.Kenedi dipinjam dan sedikit dirubah. Jangan tanyakan apa yang sudah diberikan guru kepada Negara. Tapi tanyakan kepada Negara apa yang sudah diberikan kepada guru
Ketika UU Guru dan Dosen dirancang dan kemudian diberitakan, sedikit memberi angin segar terhadap para guru, kesejahteraan sudah diambang pintu, rasa gembira dan semangat bekerja muncul secara bersamaan namun harapan itu tidaklah muncul dengan tiba-tiba melainkan harus melalui suatu tahap sertifikasi yang tidak dapat melibatkan seluruh guru sekaligus, melainkan dilakukan dengan cara bertahap melalui kriteria yang ditentukan. Lulus tidaknya seorang guru kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, salah satu point yang dapat membantu adalah serifikat pelatihan yang banyak dimiliki oleh seorang guru, banyaknya sertifikat menunjukkan banyaknya frekuensi pelatihan yang diikuti oleh seorang guru, banyaknya frekuensi berarti banyak pula seorang guru meninggalkan jam pelajaran yang seperti ini-lah yang bisa lolos sertifikasi melalui fortopolio sementara guru-guru lain yang rajin mengajar mulai jam pelajaran awal sampai selesai tidak bisa lulus fortopolio karena tidak memiliki banyak sertifikat pelatihan
Mereka-mereka ini hendaknya dapat menerima situasi ini dengan jiwa patriotik seorang guru sebab jika tidak sertifikasi justru menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan dikhawatirkan akan muncul ketimpangan yang dapat merusak system yang ada antara Guru bersertifikasi dalam impementasi tugas-tugas mereka sebagai seorang guru, melihat situasi diatas dunia pendidikan dinegara kita masih menghadapi tantangan yang berat dalam perkembangannya ke depan.
                                                                                                       *) Guru SMA N 6 Muaro Jambi


Tidak ada komentar: